Konnichiwa!!!
It has been a while ne...
Seperti yang telah aku tulis sebelumnya, banyak hal terjadi dalam hidupku belakangan ini dan mungkin akan merubah beberapa hal pada diriku. Kedo ne, di sini sekarang aku sedang tidak ingin membicarakan semua hal itu; di sini aku ingin membagi ceritaku di MangaFest 2018 UGM minggu yang lalu.
Minggu, 28 Oktober 2018, yang lalu aku dengan dua orang teman menghadiri sebuah event Jejepangan yang diadakan oleh mahasiswa Satra Jepang Universitas Gadjah Mada. MangaFest merupakan sebuah event tahunan di mana para otaku dapat menunjukan diri mereka tanpa ada rasa minder dan mungkin dianggap Alien oleh beberapa orang. Event yang tepat untuk menunjukan minat.
Ramainya pengunjung di MangaFest membuktikan bahwa begitu banyak anak muda yang tertarik dengan dunia per-otaku-an. Sejujurnya, untuk masuk dalam event ini saja kami harus mengantri diantara teriknya matahari siang itu. Sebuah perjuangan. Untuk masuk ke dalam event ini, kita perlu mengeluarkan uang sebesar Rp. 15, 000.- Event MangaFest 2018 ini berada pada dua lokasi, yaitu indoor dan outdoor. Lokasi indoor untuk ruang pameran komik (kita bisa memilih komik yang paling kita sukai) dan ruang comicon ruangan yang disediakan untuk komunitas dan lainnya. Di lokasi indoor pula diadakan sebuah talkshow. Sedangkan panggung utama ada di lokasi outdoor. Di lokasi outdoor pula terdapat berbagai jualan makanan dan minuman, serta berbagai pernik per-otaku-an.
Hari itu, seorang teman melakukan cosplay, menjadi Alice dari Alice and wonderland. Kostum yang sangat bagus lengkap dengan bonekanya, sungguh, bahkan beberapa kali oarang memintanya untuk berfoto bersama. Ketika mengantri di depan pintu masuk, tepat di depanku adalah Kikiyo dari serial Inuyasha. Luarbiasa, imut sekali. Kalau aku pikir sekarang, sungguh luarbisa mereka para cosplay-er ini; mereka tidak hanya memikirkan tema dan detail untuk cosplay yang akan dilakukan, tapi juga mereka rela menghabiskan begitu banyak uang untuk minat yang tidak murah ini. Sungguh sebuah dedikasi.
Hari itu, ada begitu banyak cosplay-er dengan berbagai jenis karakter. Sejujurya, tidak semua tokoh yang di-cosplay-kan hari itu aku kenali; hanya sebagian kecil dari tokoh-tokoh yang di-cosplay-kan yang aku kenali.
Dari sedikit tokoh yang aku kenali adalah mereka, mungkin karena aku dulu sangat suka dengan Kamen Rider. Betapa detail mereka menjadi Kamen Rider, seperti sungguhan, bahkan pedang, belt, topeng yang mereka kenakan sungguh detail dan seperti aslinya. Benar kata orang ketika kita sudah sangat menyukai sesuatu maka kita akan berusaha sekuat mungkin untuk menirunya, menjadi seperti dia yang kita sukai. Dan, lihatlah hasilnya, ketika kita melakukan sesuatu yang kita sukai maka, akan serius, detail, dan bersungguh-sungguh; hasilnya; sebuah masterpiece. Jauh di lubuk hatiku, aku juga ingin seperti mereka, melakukan sesuatu yang saat ini aku sukai dengan bersungguh-sungguh dan semoga saja mendapatkan hasil yang baik dan maksimal juga. (Ahahahaaa.... jadi curcol). Dan diantara semua cospaly-er, yang datang hari itu, ada satu cosplay-er yang menurutku paling luarbiasa, yaitu: Gundam.
Manurutku, effort yang diberikan untuk menjadi seorang Gundam sangat luarbiasa, mulai dari kostum yang sangat detail yang pastinya mahal dan tahukan kalian bahwa Ia membutuhkan orang lain untuk menuntunnya berjalan. Mengapa? Karena Ia seperti berjalan menggunakan engrgang. Kalau bukan karena kecintaan, tidak mungkin Ia mau melakukan semua itu. Hari itu, aku semakin kagum dengan dengan kata "cinta" dan "dedikasi". Event MangaFest 2018 semakin membukakan mataku bahwa semakin kita mencintai sesuatu maka akan semakin kita mendedikasikan diri kita padanya. Betapa luarbiasanya fandom, otaku, dan rasa cinta itu. Sekali lagi, aku ingin lebih mengenal dan mencintai lagi apa yang sedang aku lakukan saat ini. Aku ingin memberikan yang terbaik padanya, sama seperti mereka melakukan yang terbaik untuk apa yang mereka cintai (curcol lagi...Ahahahaha).
Itulah MangaFest 2018 yang aku lalui minggu lalu, sebuah keceriaan karena aku bertemu dengan teman yang sudah lama tidak bertemu meski dalam satu kota (Yogyakarta) dan di sana pula aku melihat begitu banyak orang yang bekerja keras untuk apa yang mereka sukai dan cintai. Ada pelajaran di setiap kesempatan. Begitulah.
Dewa,
Jya mata...
Baibai....